Indonesia Sudah Menjadi Negara Terkuat di Dunia
Panglima TNI Moeldoko (Foto: Aktual.co/Istimewa)
Jika program penambahan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) bisa diwujudkan Kementerian Pertahanan, niscaya TNI pun akan semakin bergigi di darat, laut, maupun kawasan udara Nusantara.
Jakarta, Aktual.co — Indonesia adalah negara berkekuatan milter ke-15 di dunia dari 68 negara yang dikaji lembaga analisa militer Global Fire Power (GFP). Kajian yang diumumkan GFP Juni 2013 itu otomatis menaikan peringkat Indonesia tiga kelas di atas peringkat 18 besar dunia hasil survei pada 2011. Dengan begitu Indonesia juga menjadi negara terkuat ketujuh di kawasan Asia Pasifik, jauh di atas Malaysia (33) dan Singapura (47). Atau negara kelima terkuat di Asia, di bawah Cina (3), India (4), Korea Selatan (8) dan Pakistan (12).
Sementara 10 negara terkuat lain didominasi oleh negara super power dunia, yaitu Amerika Serikat (1), Rusia (2), Inggris (5), Prancis (6), Jerman (7), Itali (9), diikuti Brazil (10), Turki (11), Israel (13), dan Mesir (14).
Kriteria yang digunakan globalfirepower.com dalam menelaah kekuatan pertahanan masing-masing negara dengan catatan tidak akan memasukan unsur kemampuan penggunaan senjata nuklir. Kajian lebih pada pendekatan kemampuan perang konvensional dari negara yang dikaji. Yaitu dengan menelaah kemampuan dan persenjataan untuk perang darat, perang laut, perang udara dengan memperhitungkan seluruh nilai potensi logistik, posisi keuangan maupun aspek geografis.
Metoda yang dipakai dalam hal ini, banyak mirip dengan model kajian pertahanan nasional di Indonesia yang lazim disebut sebagai Asta Gatra, yang terdiri atas Tri Gatra aspek geografis, demografis, dan sumber daya alam. Serta Panca Gatra yang mencakup ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan militer. Formula pemeringkatan GFP ini disusun berdasarkan indeks 40 faktor indikator berbeda sebagai parameter penilaian atas kondisi setiap negara, dengan sistem bonus dan penalti.
Contoh, bonus nilai atas kemampuan penghematan konsumsi minyak bumi. Contoh, penalti untuk ketidakmampuan mengelola wilayah perbatasan atau pantai. Seluruh faktor indikator tadi, seperti jumlah tank, meriam, truk logistik, dan semua unsur perang darat, dihitung cermat. Begitu pula untuk aspek perang laut, jumlah kapal perusak, kapal induk, kapal selam, dan sebagainya. Lalu jumlah jet tempur, helikopter, sarana pendukung, bandara. Sebagai pelengkap, GFP pun memperhitungkan faktor jumlah penduduk, luas negara, produksi minyak, hingga jumlah bandara, pelabuhan, jaringan kjalan dan rel kereta api.
Kinerja kekuatan pertahanan Indonesia yang kini naik tiga kelas ke peringkat 15, menurut Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, memang layak diperhitungkan, mengingat ada penambahan sejumlah persenjataan baru. Tapi jumlah ini baru sekitar 30% dari kebutuhan minimum pertahanan (minimum esesential forces/MEF). Idealnya, TNI harus jauh lebih kuat dari sekarang.
“Dibandingkan dengan negara-negara militer yang kuat, Indonesia masih sangat jauh,” kata mantan Sekretaris Militer era Presiden Megawati ini. Jika program penambahan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) bisa diwujudkan Kementerian Pertahanan, niscaya TNI pun akan semakin bergigi di darat, laut, maupun kawasan udara Nusantara. Apalagi bila perekonomian Indonesia bisa laju bertumbuh dibarengi dengan kemantapan dinamika politik nasional.
Namun, kinerja kekuatan militer Indonesia yang dinilai lembaga analisa GFP naik ke peringkat 15 besar dunia itu, ternyata tidak memuaskan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Lulusan terbaik Akabri Darat 1981 ini mengaku alutsista tempur yang dimiliki TNI guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia kini sudah modern. “Tapi, masih kurang. Makanya kita harus bisa lebih bagus lagi,” kata Moeldoko usai dilantik Presiden SBY di Istana Merdeka, Jumat (30/8).
Untuk itu Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan melakukan konsolidasi agar para prajurit memahami organisasi ketentaraan, sehingga tidak memble di lapangan, padahal alutsista yang dimiliki sudah modern. “Langkah pertama konsolidasi untuk memahami organisasi untuk penguatan SDM, Prajurit TNI harus profesional. Harus militan. Jangan alutsistanya bagus, prajuritnya memble.”
Dalam periode kepemimpinann Moeldoko bertekad akan modernisasi alutsista secara bertahap, seiring pertumbuhan ekonomi nasional. Ada sejumlah alutsista yang akan didatangkan dari berbagai negara, mulai dari pesawat, tank, hingga persenjataan. “Untuk helikopter Apache memang perlu waktu yang panjang sampai 2018-2021, mungkin 2013 kita baru dapat beberapa. Masalah anggaran, saya tidak bicarakan. Itu domainnya Kemenhan,” ujar Moeldoko.
PERINGKAT NEGARA TERKUAT SECARA MILITER KONVENSIONAL DI DUNIA1 AMERIKA SERIKAT 11 TURKI 21 MEKSIKO
2 RUSIA 12 PAKISTAN 22 UKRAINA
3 CHINA 13 ISRAEL 23 AUSTRALIA
4 INDIA 14 MESIR 24 POLANDIA
5 INGGRIS 15 INDONESIA 25 VIETNAM
6 PERANCIS 16 IRAN 26 SWEDIA
7 JERMAN 17 JEPANG 27 SAUDI ARABIA
8 KOREA SELATAN 18 TAIWAN 28 ETHIOPIA
9 ITALI 19 KANADA 29 KOREA UTARA
10 BRAZIL 20 THAILAND 30 SPANYOL
Oleh: Dhia Prekasha Yoedha, mantan redaktur senior Aktual
sumber: www.aktual.co/aktualreview/141219indonesia-sudah-menjadi-negara-terkuat-di-dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar